
Saat ini Bali telah menjadi ‘hotspot investasi’ properti karena pasar properti di pulau ini mampu bangkit melampaui ekspektasi pasca pandemi covid 2019 lalu. Pembangunan properti di Bali saat ini terlihat masif dan menarik minat investor lokal maupun mancanegara.
Investasi properti di Bali sangat menjanjikan, terutama di lokasi strategis seperti Canggu dan Seminyak, dengan rental yield mencapai 15% hingga 25% per tahun, jauh di atas rata-rata dunia yang hanya 5%. Tingkat keterisian hotel dan vila di Bali juga tinggi, yaitu antara 70% hingga 80%, membuat investasi properti di Bali sangat menguntungkan.
Pemerintah mendorong pariwisata berkualitas untuk menarik wisatawan berbelanja tinggi, sehingga memperkuat posisi Bali sebagai destinasi premium. Hal ini turut meningkatkan harga properti di kawasan populer. Bali juga masuk dalam 10 destinasi favorit orang kaya untuk rumah kedua, didukung pertumbuhan ekonomi 7,5% dan tingkat hunian 75%.
Sementara tren yang berkembang saat ini adalah pergeseran minat wisatawan ke daerah-daerah baru di Bali bagian barat, seperti Seseh, Kedungu, Cemagi, Nyanyi, dan Pererenan. Tren saat ini mengarah ke tempat-tempat yang alami dan damai, tapi tetap punya fasilitas lengkap. Kawasan Nyanyi memenuhi semua itu. Pergeseran preferensi wisatawan mancanegara turut mengubah peta investasi properti di Bali. Jika selama ini kawasan seperti Seminyak, Sanur, dan Ubud menjadi primadona, kini daerah-daerah baru seperti Nyanyi di Kabupaten Tabanan mulai mencuri perhatian para investor, baik lokal maupun asing.
Lokasi-lokasi ini membuka peluang baru untuk pengembangan real estate . Sementara tempat-tempat populer seperti Sanur, Seminyak, dan Ubud tetap diminati, karena generasi muda saat ini semakin tertarik ke daerah-daerah yang menawarkan hubungan yang lebih akrab dengan alam dan lingkungan yang lebih hijau.
Kawasan Nyanyi di Kabupaten Tabanan adalah salah satu contohnya, yang telah menjadi hidden-gem bagi mereka yang mencari kehidupan yang lebih dekat dengan alam. Pantai Nyanyi dikenal sebagai pantai dengan pasir hitam yang eksotis, ombak besar yang cocok bagi para penggemar olah raga selancar, serta memiliki panorama matahari terbenam yang sangat indah. Mengingat Properti adalah investasi jangka panjang, sehingga lokasi-lokasi yang memiliki potensi untuk bertumbuh menjadi pilihan yang lebih logis, di luar potensi sewa setiap tahunnya.
Lokasi pengembangan baru ini pun menawarkan pemandangan alam yang masih perawan dan asri. Secara bisnis, tambah dia, Kabupaten Tabanan bisa dikata sebagai salah satu kawasan yang paling prospektif untuk investasi di Bali.
Data menunjukkan bahwa Kabupaten Tabanan masuk lima besar wilayah dengan permintaan properti tertinggi di Bali. Pada 2021, indeks permintaan properti Tabanan mencapai 3,28 persen, mengungguli kawasan populer seperti Seminyak, Ubud, bahkan Nusa Dua. Kawasan ini juga menjadi bagian dari rencana pengembangan wilayah metropolitan Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mencatat realisasi investasi mencapai Rp 12,48 triliun pada triwulan satu 2024. Jumlah itu salah satunya terdiri atas investasi asing yang mencapai Rp 7,49 triliun.