DAPBALI.COM – Industri properti di Indonesia diprediksi akan tumbuh kembali pada tahun 2021. Hal tersebut di dorong oleh elemen positif seperti pemerataan vaksin Covid-19 yang akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di tahun ini..
Kondisi saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli bagi end user maupun investor. Pasalnya, apabila pemerintah sudah melakukan vaksinasi dan pandemi usai, harga di industri properti akan menanjak, seperti halnya yang dikatakan oleh CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda.
“Pandemi masih mempengaruhi, khususnya di daerah pariwisata/kota kota besar di Indonesia seperti Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya. Dan diperkirakan akhir 2021 baru mulai properti bergerak kembali dan tahun 2022 mulai naik kencang. Pandemi usai, titik properti naik. Harga akan naik luar biasa,” ungkap Ali Tranghada.
Kondisi properti akan membaik seiring dengan meratanya vaksin Covid-19. Oleh karena itu, Ia menekankan agar para end user dan investor untuk membeli properti saat kondisi seperti ini, bukan menunggu kondisi pulih dan harga yang naik.
Agen East2West Property sekaligus anggota Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Jessica Leonard mengungkapkan, jika dilihat secara tahunan (YoY) dari tahun 2019 ke tahun 2020 ada penurunan baik dari harga, permintaan maupun suplai. Namun, di kuartal IV 2020 lebih baik daripada kuartal sebelum-sebelumnya.
Jessica menyebut, situasi akan kembali stabil pada 2021 mendatang. Menurutnya, rumah tetap akan menjadi kebutuhan primer. Selain itu produk komersial seperti ruko dan single dedicated office masih banyak diminati di tahun ini.
“Hunian super mewah di cluster high end juga merupakan yang saat ini masih diminati terutama di area area berpenghuni expatriate seperti Bali. Villa – villa cantik dengan konsep-konsep modern ataupun traditional akan semakin diminati. Akan banyak investor atau end user yang mau masuk ke tipe hunian ini untuk investasi maupun untuk masa depan anak-anak mereka.
Sementara, tantangan dan strategi pada sektor properti di 2021 mendatang adalah berkreasi dengan produk inovatif dan meringankan cara bayar di masa pandemi ini, baik bagi end-user ataupun investor.
Sebab, menurut Jessica, faktor itu masih menjadi pertimbangan utama bagi pembeli dalam memilih properti. Hal ini telah dilakukan oleh beberapa developer dengan menciptakan produk unik dan menarik.
Terlebih dengan penurunan suku bunga bank, maka ini akan mempermudah developer untuk memperoleh pinjaman untuk mengembangkan proyek-proyek baru.
“Juga bagi calon pembeli apartemen tentunya ini akan membantu mereka untuk kemampuan mencicilnya (apabila mereka memakai fasilitas KPR/KPA),” katanya.
Ia juga berharap dengan ditemukannya vaksin, dan akan dilaksanakan vaksinasi tentunya harapan di 2021 kondisi ekonomi secara umum akan membaik, termasuk di industri pariwisata dan property. Hal itu sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.
Saat ini kondisi sektor properti mulai kembali bergairah didorong oleh pembeli dengan tujuan investasi yang kembali masuk untuk membeli properti. pada awal pandemi, investor market menghilang dari pasar dan yang membeli properti hanyalah end user.
Sekarang investor sudah kembali masuk dengan bertransaksi tanpa tatap muka alias virtual transaction. Dengan menunjuk pihak notaris sebagai perwakilan diantara kedua belah pihak yaitu Penjual dan Pembeli.
Untuk prospek properti di tahun 2021 akan sangat tergantung dengan kemungkinan berakhirnya pandemi, mestinya lebih cepat akan lebih baik. Jadi tantangan terbesarnya adalah seberapa cepat vaksinasi dapat mengatasi pandemi dan peluang yang ada adalah banyaknya demand yang tertunda selama ini. Dengan kondisi harga yang relatif stabil di beberapa tahun terakhir sehingga akan lebih cepat recovery.